TUGlBSd5TSC9Tfr5TSM7TpG0Gi==

Dahsyatnya Iklan dengan Gaya Bercerita


Dunia iklan sekarang sedang mengalami apa yang disebut dengan kekacauan iklan. Setiap hari iklan berseliweran di depan mata kita, mulai di rumah, kamar mandi, kamar tidur, jembatan, bus, mobil dan ruang - ruang lainnya.

Tulisan kali ini saya hanya ingin bercerita tentang bagaimana kehebatan iklan dengan menggunakan strategi bercerita. Pagi ini (Jum'at, 27 Agustus 2021) secara tidak sengaja saya menemukan tulisan di timeline facebook yang bercerita tentang sebuah produk kipas angin tower. 

Mengapa saya sensitif dengan ulasan ini karena saya punya pengalaman pribadi pernah membeli kipas angin tower dan memang benar apa yang diceritakan dalam tulisan tersebut bahwa tidak punya umur panjang dan daya dingin dan anginnya sangat mengecewakan.

Dalam ceritanya, akun facebook atasnama Nelian Maris ini bercerita kalau suaminya adalah insinyur jadi tahu seluk beluk elektronik. Nah, diceritakan bahwa ia pernah membeli kipas angin tower disalah satu marketplace dan kecewa karena produknya dinilai tidak berkualitas. Untuk hal ini saya mengiyakan karena punya pengalaman pribadi.

Lalu Nelian pun memberikan rekomendasi link dimana harus beli kipas angin tower yang berkualitas bahkan mendapatkan diskon. 

Saya pun coba buka link tersebut dan memang harga aslinya sampai Rp 900 ribuan, tetapi karena ada diskon menjadi kisaran Rp 400 atau Rp 250 ribuan. Harga ini jelas berbeda jauh dengan beberapa toko di marketplace yang hanya kisaran Rp 150 ribuan.

Nah, sampai sini saya tidak punya firasat kalau ini adalah bagian dari strategi covert selling dengan gaya bercerita. Tetapi setelah saya skroll ke bawah dan melewati tulisan dari Nelian Meris ternyata saya menemukan hal serupa dengan apa yang "diiklankan" Nelian.


Pada akun kedua atasnama Rosinda Vikka. Akun Rosinda memang bercerita lain tetapi substansinya sama, yaitu memberikan rekomendasi link produk dimana kita bisa membeli kipas angin tower berkualitas tetapi cuma beda tulisan atau cerita serta beda linknya saja. Namun konten produk yang ada dalam kedua link tersebut sama persis.

Meski nama linknya berbeda tapi konten iklannya jelas substansinya sama persis yaitu memasarkan produk yang sama. Pada link yang direkomendasikan Nelian beralamat di nantostore. Lalu pada akun Rosinda adalah Jakastroe, isinya juga sama.

Strategi covert selling dengan gaya bercerita ini terbilang sukses dan ada banyak komentar dari netizen serta turut serta membagikan cerita tersebut. Saya tidak tahu apakah ini bagian yang terintegrasi dari sebuah strategi iklan. 

Tapi kalau melihat rentang waktu dan cara penyusunan kalimatnya saya mempercayai bahwa ini adalah bagian dari strategi marketing menggunakan covert selling dengan memakai gaya bercerita.

Asal tahu saja, strategi ini memang jitu untuk memasarkan produk ketimbang memakai strategi to the point atau hardsell. Kecenderungan orang atau calon customer tidak mau dijejeali dengan iklan produk, tetapi akan menyukai dengan cerita makanya iklan yang disisipkan dalam sebuah cerita cukup efektif karena pada dasarnya manusia itu menyukai cerita.

Soal brand terkenal apa saja yang memakai strategi bercerita sudah pernah saya tuliskan beberapa waktu lalu, diantarnaya Sari Warngi. 

Mereka konsisten dari dulu memakai strategi bercerita dalam komunikasi marketingnya. Untuk ulasan ini silahkan klik https://www.karnoto.my.id/2021/05/strategi-ikan-bercerita.html

Strategi covert selling dengan gaya bercerita ini cukup familiar dikalangan para pelaku usaha, hanya saja sebagian tidak tahu cara mengolah dan mengemas kontennya sehingga terkesan kaku dan masih terlihat kasat mata materi iklannya. 

Padahal sejatinya covert selling dengan bcerita itu meyakinkan orang tanpa disadari. Inilah kehebatan strategi ini makanya wajar produk terkenal pun memakai strategi ini.

Penulis,
Karnoto
- Founder BantenPerspektif
- Brand Consultant


  

Type above and press Enter to search.